Menurut penuturan orang orang tua dikubu, asal nama daerah ini
adalah Sungai baung. Sungai baung adalah sungai yang mebelah kecamatan kubu
saat ini. Konon dinamakan Sungai baung karena ikan baung paling banyak
disungai ini. Awal pertama diresmikan pada tahun 1667 masehi bertepatan
dengan tahun 1084 hijriyah.dan dari catatan dan ingatan tetua dikubu
penduduk sungai baung berasal dari PADANG NUNANG atau dari suku minang RAO.
Mereka datang satu rombongan yang dipimpin oleh TUANKU DATUK RAJA HITAM dari
keturunan bangsawan di Padang Nunang. Rombongan ini berjmlah 70 orang.
Bersama dengan rombonan ini diantara mereka adalah :
1.Datuk Raja Hitam
2.Datuk Kancil
3.Datuk Morah Pelangi
4.Datuk Penghulu Mosi
5.Panglima Sati(Datuk
Amin Putera)
6.Panglima Sutan Kaleno
7.Panglima Hundero
Datuk Raja hitam membuka sungai baung dan menjadikannya sebuah
negeri dipinggir sungai yang kemudian di namakan dengan TANJUNG SONO. Mengawali
pembukaan tempat pemukiman itu Datuk Kancil yang bertugas sebagai tabib
mengadakan acara ritual yang diberi nama TOTAW MENOTAW. Setelah selesai acara
penotawan itu maka sungai baung diresmikan namanya menjadi KUBU. Acara
ini sampai saat ini cukup dikenal dikalangan penduduk.
Ada catatan menarik berkaitan dengan kisah totaw menotaw ini.
Datuk kancil sebagai datuk dari acara totaw ini mempersiapkan bahan-bahan yang
digunakan dalam acara tersebut. Diantaranya seekor kambing dan daun
juang-juang.Setelah seles menotaw tempat yang dimaksud, besok pagi terlihat
suatu kejadian aneh yang mencengangkan masyarakat yang menyaksikan
nya. Sepanjang tepi sungai tumbuh kayu yang berbaris rapat seperti pagar bagikan
ada yang menyusun nya. Dan daun juang-juang yang dipergunakan untuk bahan
menotaw tersebut tumbuh menjadi sebatang pohon besar. Sementara itu, ditempat
acara terlihat jejak-jejak dari dua binatang yang berbeda. Arah kedarat terlihat
jejak harimau sedangkan arah kesungai terlihat jejak buaya.
Tatkala datuk kancil melihat jejak ini, beliau termenung seperti
memikirkan sesutu. Dan kemudian terdengar dia berujar “Orang kubu tidak pernah
dikalahkan oleh manusia,kecuali oleh harimau dan buaya”. Perkataan Datuk Kancil
ini sering diingat oleh para orang-orang tua secara turun temurun, dan
memiliki makna yang dalam bagi pandangan hidup orang-orang kubu. Dari pagar
yang tumbuh sepanjang sungai itu pula kemudian daerah ini dinamakan dengan
KUBU.
Sejak saat itu sungai baung yang sudah berganti nama menjadi
kubu mulai dikenal oleh daerh dan kerajaan lain,terutama kerajaan yang berada
di Sungai Rokan seperti kerajaan bangko dan tanah putih, malahan sampai kenegri
JOHOR (Malaysia). Pada tahub 1679 rombongan dari johor yang dipimpin oleh Datuk
Gafar mengunjungi Kubu. Mereka diterima baik oleh Datuk Raja Hitam dan
ditempatkan didaerah SUNGAI PINANG dan sekitarnya. Diantara rombongan itu
terdapat juga orang-orang seperti :
1.Datuk Raja Gafar
2.Datuk Latif
3.Datuk Abdullah
4.Panglima Kadono
5.Panglima Anam
Pertemuan
kedua rombongan yang berlainan daerah ini kemudian
menjadikan daerah ini mulai ditatadari segi kepemerintahannya. Layaknya
sebagai
sebuah kerajaan daerah ini disusun dan dirumuskanlah undang-undang dan
aturan, adat istiadat yang berlaku dan diberlakukan.Jadilah negeri ini
sebuah
negeri yang berdaulat yang memiliki administrasi yang lengkap.
Sebagai sebuah kerajaan diangkatlah pertama kali DATUK RAJA HITAM
sebagai raja (wafat tahun 1708) dengan perdana menteri pertama DATUK GAFAR atau
digelar juga dengan datuk bendahara (wafat tahun 1710).
Pada tahun 1730 kerajaan kubu dipimpin oleh BANDA JALAL yang
diberi gelar dengan JOHAN PAHLAWAN.Kepemimpinan johan pahlawan tidak
berlangsung lama,karena sering terjadi kekacauan dan kejahatan seperti
perampokan yang meresahkan penduduk. Pertikaian antara raja Megat makhota
dengan Banda Jalal kemudian didamaian oleh Sultan Siak Sri Indrapura (raja
kecil,1723-1746). Maka pada tahun 1893 dibentuklah dewan DATUK EMPAT KERAJAAN
KUBU :
1.Suku Rawa bergelar JAYA PERKASA
2.Suku Ambaraja bergelar INDRA SETIA
3.Suku Aru bergekar PADUKA SAMA RAJA
4.Suku Bebas bergelar INDRA BANGSAWAN
2.Suku Ambaraja bergelar INDRA SETIA
3.Suku Aru bergekar PADUKA SAMA RAJA
4.Suku Bebas bergelar INDRA BANGSAWAN
Dewan datuk empat tercatat dalam kitab BABUL KAWAAID (Pintu segala
pegangan) yang disusun dizaman Sultam Syarief Kasim Abdul Jalil Syaifuddin
(1889-1908) Sultan Siak Sri Indrapura yang ke 11.
Di masa menghadapi penjajahan belanda, Sultan Siak menyempurnakan
administrasi kerajaan-kerajaan yang dibawah taklukannya termasuk kerajaan kubu,
dan menjadikan kubu sebagai wilayah provinsi. Setelah Indonesia merdeka,
kerajaan kubu yang semula sebagai wilayah provinsi berubah menjadi kecamatan
dan termasuk wilayah kewedanaan Bagan Siapi-api.